Kamis, 23 Juli 2015

Kudapan Precet Pisang

Satu diantaranya kudapan khas dari Banyuwangi yang hanya mucul dalam saat bulan puasa yaitu Precet Gedang. Pada bahasa using, Gedang berarti Pisang yang jadi bahan utama kudapan yang berulang dijadikan makanan pembuka saat berbuka puasa.

Lilik Yuliatin (48), penjual precet gedang yang tinggal dalam Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi bagi Kompas.com menambahkan cara mencetak precet gedang. Caranya sederhana, pisang dikupas kemudian dikukus. Sehabis dimatang dihancurkan juga cetakan khusus yang terbuat dari tempurung kelapa yang berlubang dalam bagian tengahnya.

"Pisang yang dikukus mesti yang matang tak yang masih muda. Kalau jenisnya masyarakat sini nyebutnya pisang Sobo. Selepas itu diletakkan pada wadah dengan hancurkan dan tempurung yang berada lubangnya pada sesi tengah. Nanti pisang kukus bakal tercetak seperti mi hanya saja makin besar," jelas Lilik sambil mempraktekkan strategi mencetak precet gedang.

Sehabis terkumpul seperti mi, precet gedang dipindahkan pada wadah lainnya. "Satu pisang kukus akan menjadi seorang precet mirip ini. Biasanya satu porsi diisi dua precet gedang," ungkap Lilik.

Perempuan yang telah mempunyai cucu ini mengatakan semua masyarakat precet gedang biasanya langsung merekrut menuju rumahnya akhirnya dia bukan menjual pindah. Dia menjelaskan sekarang sudah jarang orang yang berjualan makan khas publik Banyuwangi ini sebab biaya pisang yang cukup mahal.

Selain itu, bukan sangat banyak orang yang memperoleh cetakan tempurung kelapa yang dipakai untuk mencetak precet seperti miliknya. Lilik menceritakan, cetakan precet miliknya tersebut yaitu warisan dari neneknya. Cetakan itu diwariskan turun temurun, pada akhirnya sempat dipakai tetapi ibunya, selanjutnya diwariskan kepadanya.

"Usianya sudah makin dari 40 musim," lanjut Lilik sambil memperlihatkan tempurung kelapa yang berwarna hitam itu.

Dalam satu hari, Lilik menghabiskan sepuluh sisir pisang yang ia beli dan begitu juga peroleh dari kebunnya. Demi seorang porsi precet pisang dia menjualnya seharga Rp dua.000 sesudah Rp lima.000. Demi memanfaatkan precet gedang, berhasil dicampur dan santan yang sudah dimasak juga pandan serta berlangsungnya sedikit gula dan garam.

"Mau dinikmati ketika hangat maupun dan tambahan es sama serupa enaknya," kata Lilik sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar