Kamis, 07 Juli 2016

Jadi Daya Tarik Wisata

Kedigjayaan taman dunia atau geopark dari hal kawasan geologi berpotensi mengimbuhi daya tarik sesuatu destinasi berlibur. Di konteks perkembangan daerah, laju sektor pariwisata terbukti menjadi penggerak ekonomi sangat cepat ketimbang sektor-sektor lain.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi serta Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman pada pembukaan Seminar bertajuk ”Keindahan juga Potensi Rinjani adalah Geopark Dunia” dalam Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (28/1/2016). Seminar tersebut hasil kerja serupa Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi NTB, juga harian Kompas.

Aktivitas seminar itu menyuguhkan pembicara dari sejumlah peneliti Museum Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dadang menyiratkan, ditilik dari sudut pengembangan berwisata, status geopark bisa menjadi branding pada sesuatu destinasi yang berdampak signifikan mengangkat citra dengan popularitas sebuah kawasan.

”Terlebih pengembangan sektor pariwisata jadi satu diantaranya target utama pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla,” jawabnya. Saat ini, 90 persen pendaki gunung berapi kedua tertinggi dalam Indonesia serta ketinggian 3.726 meter pada bertemu belahan laut ini adalah pelancong internasional. Salah satunya, pemerintahan Jokowi-JK telah menetapkan prioritas kunjungan pelancong internasional mencapai 20 juta orang pada 2019. Sekarang, kunjungan wisman menuju berbagai destinasi tamasya dalam Indonesia baru sekitar sepuluh juta orang per musim.

Hanya saja, Dadang mengingatkan, butuh sinergitas pilar-pilar yang berperan menentukan dalam pengembangan liburan, mulai dari perbaikan infrastruktur, pengembangan destinasi, pelaku berwisata, juga investasi.

Angkat perekonomian


Sejumlah pengalaman pengelolaan geopark pada segala lokasi membuktikan kalau konsep taman global berhasil memperlihatkan untung ekonomi yang tetap besar.

Tiongkok, misalnya, dari keuntungan wisata satu kota enam miliar dollar AS atau Rp 80 triliun, satu kota 62 persen pada antaranya atau mencapai Rp 49 miliar disumbangkan dari pengelolaan 33 kawasan geopark global.

Serta menciptakan Rinjani sebagai geopark global, kawasan itu nantinya akan dapat makin terjaga dengan dengan merangsang pertumbuhan nilai ekonomi lokal melewati pariwisata. Sementara pada kawasan Pegunungan Sewu Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2011, keuntungan asli daerah yang dihasilkan dari sejumlah destinasi bertamasya karst dalam lokasi itu update selingkungan Rp 800 juta.

Pengembangan geopark Gunung Rinjani sebenarnya telah dimulai sejak 2008. Tapi, update tahun itu kawasan tersebut bakal dinilai group dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, serta Kebudayaan PBB (UNESCO).

Penilaian yang bakal dibahas di September 2015 tersebut penting apakah kawasan itu berhasil masuk dalam jaringan taman global global (global geopark network).

Indonesia hingga kini update memiliki dua kawasan geopark bumi. Selain Pegunungan Sewu, geopark lain yang diakui UNESCO adalah Gunung Batur di Pulau Bali.

Sementara tersebut, Perwakilan Gubernur NTB Muhammad Amin menyiratkan, pemerintah daerah mendukung sepenuhnya pengelolaan taman bumi Rinjani. Serta jadi taman dunia dunia, Rinjani bakal meningkatkan daya tarik wisata Pulau Lombok selain eksotisme pantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar